Komunikasi
didefinisikan sebagai suatu proses di mana kita memberikan dan menyampaikan
makna dalam upaya untuk menciptakan pemahaman bersama. Proses ini membutuhkan
khasanah yang luas dari keterampilan dalam pengolahan intrapersonal dan
interpersonal, mendengarkan, mengamati, berbicara, bertanya, menganalisis, dan
mengevaluasi. komunikasi dimanfaatkan dalam semua bidang kehidupan seperti di
rumah, sekolah, masyarakat, pekerjaan, dan seterusnya. Melalui komunikasi, kolaborasi dan kerjasama
antar individu dapat terjadi. Secara Umum komunikasi adalah Usaha mendorong
orang lain menginterprestasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh
orang yang mempinyai pendapat tersebut.
Beberapa definisi komunikasi menurut ahli:
CHESTER I BERNARD:
“Komunikasi adalah
Suatu alat dimana orang-orang yang bersangkutan saling berhubungan satu sama lain dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan umum.”
KOONTZ O’DONNELL:
“Komunikasi
adalah Suatu pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain.”
Unsur Komunikasi
Terdapat beberapa unsur-unsur komunikasi. Dari
pengertian tentang komunikasi, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya
bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain
dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung
oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur komunikasi
juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi. Untuk itu, kita perlu
mengetahui unsur-unsur komunikasi (Cangara, 1998).
Adapun unsur-unsur komunikasi adalah sebagai
berikut:
1.
Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan
sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia,
sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa dalam bentuk kelompok
misalnya, partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim,
komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source atau sender.
2.
Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi
adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat
disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa
berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam
bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau
information.
3.
Media
Media yang dimaksud disini ialah alat yang
digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat
beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media
bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi
pancaindera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga
saluran komunikasi seperti surat, telepon, telegram yang digolongkan sebagai
media komunikasi antarpribadi.
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang
dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana
setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi
massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik.
Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, brosur, stiker, buletin,
poster, spanduk dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain : radio,
film, televisi, video recording, audio cassette dan sebagainya.
4.
Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran
pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau
lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen
penting dalam komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi.
Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam
masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau
media.
5.
Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa
yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tinglah
laku seseorang (De Fleur, 1982). Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan
atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai
akibat penerimaan pesan.
6.
Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik
sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari
penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain
seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya
sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang
digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai kepada
tujuan. Hal-hal seperti itu yang menjadi tanggapan balik yang diterima oleh
sumber.
Proses Terjadinya
Komunikasi
Proses komunikasi diawali oleh sumber (source)
baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau
kelompok lain, sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu
penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk
dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang
akan disampaikan.
2. Langkah
kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan
informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda atau lambang-lambang
yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek
terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-alat di mana sumber
mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan ataupun
perilaku nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.
3. Langkah
ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi
(encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara
berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu.
Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu
alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi
tatap muka, radio dan telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi
tertulis meliputi setiap materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat
mereproduksi kata-kata tertulis seperti: televisi, kaset, video atau OHP
(overheadprojector). Sumber berusaha untuk mebebaskan saluran komunikasi
dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima
seperti yang dikehendaki.
4. Langkah keempat, perhatian
dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka
penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak
mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima
melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan
yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci
untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima.
Akhirnya penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan
bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut.
5. Proses terakhir dalam proses
komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber
mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima.
Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber
dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima
bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah
yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.
Hambatan komunikasi
Di dalam
komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses
komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat
diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron
Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkankomunikasi
tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1.
Status effect
Adanya
perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya
karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun
perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut
mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.
Semantic Problems
Faktor
semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah
pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada
gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya
kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan
demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.
Perceptual
distorsion
Perceptual
distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit
terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan
wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4.
Cultural Differences
Hambatan
yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan
bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda
di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya
tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis
makanan berupa sup.
5.
Physical
Distractions
Hambatan
ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan
atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6.
Poor choice of
communication channels
Adalah
gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone
yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada
pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak
dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7.
No Feed back
Hambatan
tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi
satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu
gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut
para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak
peduli dengan gagasan seorang manajer.
Sifat Komunikasi
Sebagian
pakar menguraikan sifat komunikasi ada berbagai macam diantaranya adalah :
1.
Tatap Muka (face to
face)
Komunikasi
yang dilakukan di mana komunikator berhadapan langsung dengan komunikannya
memungkinkan respon yang langsung dari keduanya. Seorang komunikator harus
mampu menguasai situasi dan mampu menyandi pesan yang disampaikan sehingga
komunikan mampu menangkap dan memahami pesan yang disampaikannya.
Diantara
konteks komunikasi tatap muka (face to face) ini adalah :
a. Komunikasi interpersonal (interpersonal Communication)
Komunikasi interpersonal menunjuk kepada
komunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi
komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok-kecil. Komunikasi
interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang psikologi,
terutama analisis transaksional.Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan
komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu, dll.
b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)
i. Komuniasi kelompok kecil (small group communication)
Yaitu komunikasi yang dilakukan oleh seorang
komunikator kepada sekelompok kecil orang sebagai komunikan.
ii. Komunikasi Kelompok Besar (large group communication/public speaking)
Yaitu komunikasi yang dilakukan oleh seorang
komunikator kepada banyak orang sebagai komunikan yang tidak bisa dikenali
satu-persatu. Sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah umum. Biasanya bersifat formal dan lebih sulit
daripada komunikasi kelompok atau antarpribadi, karena menuntut persiapan pesan
yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang..
iii. Komunikasi Organisasi (Organizational Communication)
Yaitu komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi. Bisa bersifat formal juga informal, dan berlangsung dalam suatu
jaringan yang lebih luas dan lebih besar daripada komunikasi kelompok.
2.
Bermedia (mediated)
Dalam
komunikasi, sekali andan mengirimkan pesan, anda tidak dapat mengendalikan
pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan itu
sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komuikasi sebagai
suatu proses yang selalu berubah, sehingga kita harus berhati-hati pada saat
menyempaikan pesan kepada orang lain. Terutama pada saat kita berkomunikasi
yang pertama kali, kita harus berhati-hati karena kesan pertama begitu berkesan
bagi pendengar. Komunikasi yang dilakukan dengan media menuntut seorang
kominikan untuk mampu menguasai teknologi komunikasi, juga keterampilan untuk
berkomunikasi dalam bentuk tulisan. Konteks komunikasi bermedia ini adalah :
a. Komunikasi Massa (Mass Communication)
b. Yaitu komunikasi yang dilakukan seorang komunikator melalui media
massa, baik cetak maupun elektronik yang ditujukan kepada sejumlah besar orang
yang heterogen, anonim, dan di banyak tempat.
c. Komunikasi Medio (Medio Communication)
Yaitu komunikasi
yang dilakukan dengan menggunakan media seperti surat, telepon, poster,
dan sejenisnya.
3.
Verbal (verbal)
Komunikasi
verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal
bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan
yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.
Komunikasi
ini dapat berupa ucapan langsung dari komunikator (oral) juga berupa pesan yang
dikomunikasikan lewat tulisan oleh komunikator. Komunikan dapat mendengar
langsung pesan yang disampaikan dan juga dapat membaca pesan yang disampaikan
oleh seorang komunikator dalam komunikasi verbal ini.
4.
Nonverbal
(non-verbal)
Komunikasi
nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan
kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa
tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti
intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli
di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak
menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal
dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak
dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan
intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi
nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi
verbal ataupun nonverbal.
Jenis-jenis
komunikasi nonverbal:
a. Komunikasi objek
Seorang polisi menggunakan seragam. Ini merupakan
salah satu bentuk komunikasi objek. Komunikasi objek yang paling umum adalah
penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya,
walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang
sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu,
dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah
mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi
objek adalah seragam.
b. Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan
sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam
tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau
perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan
pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
c. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari
penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi
nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya
aktifitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta
ketepatan waktu (punctuality).
d. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan
tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan
tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya
mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan
sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk
melepaskan ketegangan.
e. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal
dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut
paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya
suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain
itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e",
"o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan
dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
f. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak,
temperatur, penerangan, dan warna.
g. Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana
orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi
perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa,
dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata
langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya
menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang
menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.
Arus Komunikasi
One Way Traffic: Komunikasi satu arah yang
artinya komunikasi ini terjadi jika seseorang yang mengirim berita tidak
bermaksud menerima umpan balik (respon) dari orang yang menerima secara
langsung. Contoh: Perintah atasan ke bawahan.
Two Way Traffic: Komunikasi yang terjadi
antara seseorang dengan orang lain dimana kedua belah pihak sama-sama aktif
dalam memberikan tanggapan, komunikator dan komunikan sama-sama aktif merespon,
berinteraksi dan bereaksi. Contoh: Hubungan antara sesama teman atau karyawan
dalam tingkatan struktur yang sama.
Arah Komunikasi
Arah komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan
komunikasi horisontal. Masing-masing Arah komunikasi tersebut mempunyai
perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan George Rodman dalam
buku Understanding Human Communication, mencoba menguraikan masing-masing,
fungsi dari kedua Arah komunikasi dalam organisasi tersebut sebagai berikut:
1.
Downward communication, yaitu komunikasi yang berlangsung ketika
orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahannya. Fungsi Arah komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
a.
Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b.
Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan (job retionnale)
c.
Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
(procedures and practices)
d.
Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
2.
Upward communication, yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan
(subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi Arah komunikasi
dari bawah ke atas ini adalah:
a.
Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang
sudah dilaksanakan
b.
Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun
tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
c. Penyampaian saran-saran
perbaikan dari bawahan
d. Penyampaian keluhan dari
bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
3.
Horizontal communication, yaitu tindak komunikasi ini berlangsung di
antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
Fungsi Arah komunikasi horisontal ini adalah:
a.
Memperbaiki koordinasi tugas
b.
Upaya pemecahan masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui
kegiatan bersama.
Sumber :
No comments:
Post a Comment