Thursday, May 3, 2012

Manusia Dan Tanggung Jawab

          Sejak seseorang dilahirkan ke dunia ini,sudah melekat padanya hak dan kewajiban sebagai seorang manusia.  Hanya porsinya saja yang akan berubah seiring bertambahnya umur seseorang.  Ketika dia masih bayi,balita dan anak-anak porsi hak akan lebih besar daripada kewajiban.  Dan semakin dewasa seseorang serta bertambahnya perannya dalam berbagai macam lingkungan,maka akan timbul kewajiban dan tanggung jawab yang semakin besar.

          Kewajiban sesuai peran kita di masyarakat sangat berkaitan dengan tanggung jawab yang kita emban.  Seseorang dikatakan bertanggung jawab bila ia sadar dan dapat melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya.  Seorang ayah bertanggung jawab untuk mencari nafkah bagi keluarga,mencintai istri dan anak-anaknya.  Begitu juga dengan istri maupun anak-anak itu sendiri yang juga memiliki tanggung jawab yang berbeda.

          Sebagai generasi penerus bangsa, kita sebagai pemuda Indonesia pada umumnya dan sebagai mahasiswa pada khususnya, memiliki tanggung jawab terhadap nasib bangsa kita tercinta ini.  Nasib bangsa ini di masa akan datang terletak di pundak kita.  Tidak bisa kita pungkiri bahwa keadaan bangsa kita sedang dalam krisis.  Bila diibaratkan sebagai manusia,bangsa ini sedang “sakit” fisik dan mentalnya.  Fisiknya bisa terlihat pada kerusakan lingkungan, gundulnya hutan-hutan karena pembalakan liar,eksplotasi sumber-sumber alam yang makin tidak terkendali.  Sedangkan 'sakit mentalnya” dapat terlihat pada makin bobroknya mental-mental para penyelenggara pemerintahan,lemahnya sistem hukum,kurang disiplinnya warga negaranya dan berbagai permasalahan sosial lainnya.

          Bangsa ini butuh “obat' untuk mengatasi segala “penyakit” tersebut.  Dan inilah salah satu tanggung jawab para pemuda bangsa.  Mahasiswa sebagai kaum intelektual diharapkan bisa mencari dan menjadi solusi bagi permasalahan bangsa.  Tetapi seberapa sadarkah pemuda-pemuda sekarang terhadap nasib bangsanya sendiri? sebenarnya ada rasa miris bila membahas hal ini.  Dari berita-berita di televisi,kita selalu dijejali dengan pemberitaan para pemuda yg terlibat narkoba,tindak kekerasan,kerusuhan,pembunuhan.  Walaupun selalu masih ada 'angin segar” mengenai pemberitaan prestasi yang ditorehkan para pemuda untuk meningkatkan derajat bangsa ini di mata dunia.

          Tidak akan pernah ada habisnya bila membahas mengenai seberapa tingkat kesadaran dan rasa cinta para pemuda terhadap bangsa ini.  Talk less do more.  Jangan jadikan kalimat ini hanya sebatas slogan.  Kalimat ini bisa menjadi senjata ampuh untuk memperbaiki nasib bangsa ini,bila setiap pemuda,per invidu,bisa benar-benar memahami dan melaksanakannya.  Tidak perlu berpikir terlalu jauh bila kita sudah berniat untuk membuat perubahan.  Mulailah dengan hal-hal kecil di sekitar kita.  Seperti mulai membiasakan diri untuk tidak mencontek ataupun berbuat curang ketika ujian.  Hal jujur seperti ini pasti akan terlihat dan dianggap sebagai suatu sikap yang munafik bagi beberapa orang.  Inilah yang menandakan seberapa parah mental para pemuda sekarang ini,pelanggaran peraturan sudah dianggap hal yang lumrah.  Itulah mengapa korupsi dan kolusi juga semakin menggurita di bangsa ini.  Sedari kecil bibit-bibit manusianya sudah dibiarkan untuk melanggar peraturan dan berbuat curang.

          Ini jika baru dilakukan oleh satu pemuda.  Bayangkan bila hal seperti ini dilakukan oleh sepuluh,seratus,seribu bahkan semua pemuda di Indonesia.  Hal-hal kecil akan menjadi suatu perubahan besar bagi bangsa ini.  Tidak akan pernah ada kata terlambat untuk 'mengobati” bangsa ini.  Akan terasa berat bila kita memikirkan tanggung jawab yang ada di pundak para pemuda.  Dan tidak akan pernah ada perubahan bila tidak ada yamg memulai.  Jadi lebih baik memulai dari hal kecil tapi bernilai daripada terlalu banyak komentar tetapi tidak ada hasil nyatanya.