Thursday, April 26, 2012

Manusia Dan Kegelisahan

    Gelisah adalah suatu rasa cemas yang dialami oleh seseorang.  Anak muda jaman sekarang sering menyebutnya galau.  Perasaan ini menggambarkan keadaan seseorang yang merasa khawatir karena adanya masalah yang dipikirkan.  Gelisah dapat terlihat dari gerak-gerik seseorang seperti berkeringat dingin, bengong, tidak bisa diam,panik,dan lain-lain.

    Gelisah sebenarnya hal yang wajar dialami oleh setiap manusia.  Tapi alangkah lebih baiknya jika kita menyikapi rasa gelisah yang timbul ini dengan kepala dingin dan tidak panik.  Contohnya pada musim ujian seperti sekarang ini.  Setiap siswa yang akan melakasanakan ujian nasional pastilah merasakan hal yang sama,gelisah.  Sebenarnya manajemen perilaku dalam meyikapi kegelisahan ini bisa dijadikan pembeda antara kualitas seseorang.  Siswa yang memiliki kualitas diri baik akan menyikapinya dengan banyak berdoa atau mengalihkan rasa gelisah ini ke hal yang lebih positif.  Sedangkan siswa yang kualitas dirinya rendah,dengan contoh yang ekstrim seperti pada berita yang akhir-akhir ini kita dengar, lebih memilih bunuh diri sebagai jalan keluar karena tidak bisa menanggung rasa gelisah tersebut.

    Sebenarnya penanganan akan rasa gelisah yang timbul pada seseorang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.  Terkadang jika kita menghadapi suatu masalah,kita membutuhkan orang lain untuk sekedar berbagi rasa ataupun untuk mencari solusi dari permasalahan yang kita hadapi.  Setidaknya dengan cara ini hati kita bisa lebih tenang.  Tetapi cara yang paling ampuh untuk mengatasi rasa gelisah ini adalah dengan "berkeluh kesah" kepada Tuhan.  Bila kita telah berusaha sebaik mungkin dan menyerahkan hasilnya kemudian hanya kepada Tuhan,niscaya semua permasalahan dan kegelisahan kita dapat teratasi.

    Rasa gelisah yang kita rasakan juga bisa dikarenakan karena adanya dilema atau perang batin di dalam diri kita. Jadi pada dasarnya,untuk mengatasi rasa gelisah yang timbul harus dari dalam diri kita sendiri.  Karena tanpa kita sadari, segala hal yang terjadi pada kita karena pengaruh pikiran kita sendiri.  Jika kita menemui suatu problem dalam hidup,segala reaksi yang menyertainya adalah tergantung pada diri kita masing-masing.  Jadi agar semua problem yang timbul di kehidupan tidak menjadi berlarut-larut,kita harus mulai bisa mengatur perasaan dan perbuatan kita.  Rasa gelisah akan bisa kita minimalisir bila kita bisa belajar bersabar,mulai percaya pada diri sendiri,dan berpasrah sepenuhnya atas semua keputusan Tuhan karena pasti itulah yang terbaik bagi kita,walaupun terkadang bukan yang kita inginkan.
   

Thursday, April 19, 2012

Manusia Dan Pandangan Hidup

    Setiap manusia diberkahi akal pikiran oleh Tuhan yang membedakannya dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.  Salah satu fungsi akal ini adalah untuk memikirkan,mencari dan mengusahakan apa yang terbaik bagi diri mereka selama menjalani hidup.  Oleh karena itu,dibutuhkan suatu pedoman agar tujuan ini dapat tercapai.  Kita mengenalnya sebagai pegangan hidup.

    Manusia tanpa pegangan hidup diibaratkan perahu kertas di atas air.  Ia akan bergerak tak tentu arah,hanya mengikuti kemana arah air membawanya.  Dan lama kelamaan ia akan tenggelam.  Sama persis dengan kehidupan manusia. Manusia akan terombang-ambing dan mudah terpengaruh oleh orang lain bila ia tidak punya pegangan hidup.  Yang pada akhirnya akan membuat ia terjerumus ke hal-hal yang negatif.

    Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda.  Pandangan hidup ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.  Sejak kecil,setiap orang tua secara tidak langsung sudah membekali kita dengan pandangan hidup.  Tidak hanya secara verbal, mereka memberikan kita coontoh dengan sikap dan tindakan kita.  Dari sinilah kita mulai diajari mengenal cinta dan kasih sayang.  Akal pikiran kita akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya lingkup hidup kita,saat seperti kita sudah mulai sekolah,kuliah,bekerja dan berorganisasi. 

    Pandangan hidup manusia tidak terbentuk begitu saja,  ia membutuhkan proses seiring berjalannya pengalaman hidup.  Dengan pegangan hidup ini kita bisa memiliki rencana untuk hidup kita besok,setahun kemudia,sepuluh tahun ataupun lima puluh tahun lagi.  Dan kita akan lebih mudah untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada di hidup kita,karena kita tahu dan sadar bahwa segala sesuatu akan berjalan baik kita berpegang teguh pada apa yang kita yakini.

    Pegangan hidup manusia akan tercermin pada bagaimana manusia menjalani hidupnya.  Terkadang hal ini akan menimbulkan benturan kepentingan antara manusia satu dengan yang lainnya.  Kita bisa ambil contoh dari para teroris.  Sisi baiknya mereka memiliki kayekinan dan keteguhan untuk menjalankan pandangan hidup mereka tanpa ada rasa ragu.  Tetapi sisi negatifnya,terkadang mereka “terbutakan” akan pandangan hidup itu,sehingga mereka menghalalkan segala cara agar dapat mencapainya walaupun harus mengorbankan diri sendiri dan orang lain.  Sudah pasti pandangan hidup yang seperti ini akan sangat merugikan orang lain.

    Bila kita diajukan pada sebuah pertanyaan,apa pegangan dan pandangan hidupmu?dapatkah anda menjawab pertanyaan ini dengan mudah?ataukah membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memikirkan jawabannya?pada usia kita sekarang ini,sangatlah penting untuk sudah memiliki jawaban yang pasti.  Karena dari jawaban andalah yang bisa menentukan masa depan anda sendiri,keluarga atau bahkan nasib negara anda.  Yakini dan wujudkanlah.

Thursday, April 12, 2012

Manusia Dan Keadilan

    Keadilan mutlak diperlukan dalam kehidupan manusia di segala aspek.  Keadilan dalam lingkup umum berarti keadaan yang sama dan seimbang.  Kehidupan membutuhkan suatu keadilan agar dapat berjalan teratur dan seimbang.

    Keadilan dalam lingkup terkecil yaitu keadilan dalam diri seseorang.  Kita dikatakan bisa adil bila kita dapat menjalankan hak dan kewajiban yang melekat sebagai seorang pribadi.  Lingkup yang lebih besar yaitu di lingkup keluarga,bermasyarakat dan bernegara.

    Dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat maupun bernegara, kita harus mau saling menghormati peran setiap individu di dalamnya.  Yang terkadang ada benturan kepentingan yang tidak dapat dielakkan.  Walaupun sudah ada peraturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai hubungan antar manusia, pasti akan ada permasalahan mengenai keadilan yang dirasakan setiap individu.

    Bila kita ambil contoh sederhana di lingkup keluarga,terkadang seorang anak akan merasa diperlakukan tidak adil bila orangtuanya tidak memberi uang saku yang sama dengan saudaranya yang lain.  Apalagi dalam hidup bernegara dimana jutaan orang bertemu dan berinteraksi di dalamnya.  Negara kita tercinta,Indonesia,adalah negara hukum.  Yang berarti kita menjunjung tinggi hukum dalam kehidupan berbangsa.  Hukum sangat berkaitan erat dengan keadilan.  Keadilan akan tercipta apabila hukum dapat ditegakkan tanpa pandang bulu.

    Tetapi apakah hal ini sudah dilaksanakan di Indonesia? sudah adilkah hukum negara kita?  Bila kita tanyakan hal ini kepada masyarakat,  mungkin mayoritas akan menjawab tidak.  Akhir-akhir ini di televisi,kita disuguhi tayangan betapa begitu hukum kita belum bisa ditegakkan secara adil.  Masih segar dalam ingatan kita,  seorang nenek yang divonis 1 tahun penjara karena mengambil cacao yang sudah jatuh dari pohonnya di ladang perkebunan orang.  Mungkin menurut para penegak hukum,hal ini sudah adil karena sudah sesuai dengan undang-undang yang berlaku.  Tetapi bila kita tanya dari hati nurani,benar sudah adilkah?sementara di tayangan lain,kita masih melihat para koruptor yang sudah terbukti merugikan rakyat banyak,dijatuhi hukuman yang sama.  Dan ketika di penjarapun mereka mendapat perlakuan yang istimewa dengan berbagai fasilitas yang  bisa mereka beli dengan uang hasil korupsinya.

    Keadilan memang bersifat relatif,tetapi pastilah kita sepakat bahwa masih banyak ketidakadilan di negara kita ini.  Keadilan yang mutlak adalah milik Tuhan,kita hanyalah manusia yang tanpa kita sadari mapun secara sengaja bisa melakukan ketidakadilan dalam berbagai kondisi.  Tetapi kita mempunyai pilihan untuk bisa bersikap adil atau tidak.  Jadi tidak ada salahnya bagi kita agar setiap hari mulai menanamkan sifat adil.  Masih selalu ada kemungkinan negara kita akan menjadi lebih baik,bila setiap rakyatnya menyadari dan mulai menanamkan sifat keadilan yang dimulai dari dirinya sendiri.

Thursday, April 5, 2012

Manusia Dan Penderitaan

    Seperti dua sisi mata uang,segala hal di dunia pasti ada kebalikannya.  Tak terkecuali hidup manusia,ada sehat dan sakit,ada kaya dan miskin,ada senang dan susah. Untuk kali ini kita fokuskan pembahasan pada manusia dan penderitaannya.

    Penderitaan manusia berarti segala hal yang menimpa dirinya yang terasa tidak menyenangkan.  Yang membuat perbedaan antara penderitaan antara satu orang dengan yang lain, adalah bagaimana mereka menyikapi dan menerima penderitaan tersebut.  Jika kita pernah membaca salah satu sajak WS Rendra,manusia seringkali menganggap keadaan yang tidak sesuai dengan keinginannya sebagai suatu musibah.  Seperti pada suatu saat kita berdoa untuk memohon agar lulus di ujian, tetapi pada kenyataannya kita belum berhasil lulus.  Ada orang yang menganggap kalau tidak lulus ujian ini adalah akhir dari dunianya,  tetapi ada juga orang yang beranggapan dan melihatnya dari sisi yang berbeda.  Bahwa hal ini adalah teguran dari Tuhan agar kita bisa lebih intropeksi karena kemungkinan kita kurang tekun dalam belajar.

    Penyebab penderitaan pada manusia ada yang berasal dari Tuhan atau dari manusia itu sendiri.  Yang berasal dari Tuhan biasanya kita sebut sebagai takdir,seperti kematian.  Sedangkan yang berasal dari manusia itu sendiri biasanya terjadi karena sengaja atau ketidaksengajaan.  Tetapi manusia seringkali mengingkari penderitaan yang disebabkan karena mereka sendiri.  Akan lebih mudah untuk menerima, jika penderitaan itu adalah takdir.  Jadi seringkali manusia menganggapnya sebagai pembenaran apabila terjadi musibah pada dirinya yang disebabkan karena mereka sendiri.  Misalnya bila kita terkena bencana alam seperti banjir.  Tak sedikit yang menganggap bahwa musibah ini karena memang suratan takdir Tuhan.  Padahal sebenarnya manusia kadang juga ikut andil dalam terjadinya banjir,seperti ketidak pedulian kita terhadap lingkungan dengan membuang sampah sembarangan.

    Musibah atau penderitaan pasti akan datang di hidup kita,siap atau tidak.  Karena inilah yang namanya warna kehidupan.  Tetapi marilah kita menjadi pribadi yang lebih baik dengan bagaimana kita menyikapi dan menerima penderitaan tersebut.  Pasti akan ada pilihan dimana kita bisa menyerah pada penderitaan tersebut atau bangkit dan memperbaiki diri serta mengambil pelajaran atas penderitaan yang terjadi pada kita.  Pilihan ada di tangan kita sendiri.