Sunday, June 9, 2013

Komunikasi


http://www.businessgross.com/wp-content/uploads/2013/04/effective-communication.jpg

Pengertian Komunikasi

Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses di mana kita memberikan dan menyampaikan makna dalam upaya untuk menciptakan pemahaman bersama. Proses ini membutuhkan khasanah yang luas dari keterampilan dalam pengolahan intrapersonal dan interpersonal, mendengarkan, mengamati, berbicara, bertanya, menganalisis, dan mengevaluasi. komunikasi dimanfaatkan dalam semua bidang kehidupan seperti di rumah, sekolah, masyarakat, pekerjaan, dan seterusnya.  Melalui komunikasi, kolaborasi dan kerjasama antar individu dapat terjadi. Secara Umum komunikasi adalah Usaha mendorong orang lain menginterprestasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempinyai pendapat tersebut. Dari pengertian tentang komunikasi, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur komunikasi juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi.


proses komunikasi

Proses komunikasi adalah tahap awal untuk mewujudkan komunikasi yang efektif.  Proses komunikasi adalah tahap dimana pertukaran makna dan informasi antara pengirim dan penerima berlangsung. Individu yang mengikuti proses komunikasi akan memiliki kesempatan untuk menjadi lebih produktif dalam setiap aspek profesi mereka, dimana Komunikasi yang efektif dapat membawa ke pemahaman yang lebih dalam.
Proses komunikasi terdiri dari empat komponen utama. Komponen-komponen meliputi encoding (penciptaan pesan/informasi), media transmisi, decoding (penerjemahan informasi), dan umpan balik. Ada juga dua faktor lain dalam proses, dan kedua faktor yang hadir dalam bentuk pengirim dan penerima. Proses komunikasi dimulai dengan pengirim dan berakhir dengan penerima.
Pengirim adalah perorangan, kelompok, atau organisasi yang memulai komunikasi. Sumber ini pada mulanya bertanggung jawab atas keberhasilan pesan. Unsur-unsur pada pengirim seperti pengalaman, sikap, pengetahuan, keterampilan, persepsi, dan budaya sangat mempengaruhi pesan dalam komunikasi. "Kata-kata tertulis, kata-kata yang diucapkan, dan bahasa nonverbal yang dipilih adalah hal yang terpenting dalam memastikan penerima menafsirkan pesan sebagaimana dimaksud oleh pengirim" (Burnett & Dollar, 1989). Semua komunikasi dimulai dengan pengirim.
Langkah pertama pengirim dihadapkan dengan melibatkan proses encoding. Dalam rangka untuk menyampaikan makna, pengirim harus mulai encoding, yang berarti menerjemahkan informasi menjadi pesan dalam bentuk simbol-simbol yang mewakili ide-ide atau konsep. Proses ini menerjemahkan ide atau konsep ke dalam pesan kode yang akan dikomunikasikan. Simbol dapat diterjemahkan ke berbagai bentuk seperti, bahasa, kata, atau gerak tubuh. Simbol ini digunakan untuk mengkodekan ide menjadi pesan agar dapat dipahami orang lain.
Saat penyandian pesan, pengirim harus memulainya dengan memutuskan apa yang dia ingin kirimkan. Keputusan ini didasarkan pada seberapa jauh pengirim yakin bahwa penerima pesan dapat menerima pesannya dengan baik, serta  informasi tambahan apa yang penerima ingin untuk diketahui.  Oleh karena itupenting bagi pengirim untuk menggunakan simbol-simbol/pesan/bahasa  yang akrab bagi penerima yang dituju.
Untuk mulai menyampaikan pesan, pengirim menggunakan beberapa jenis saluran (juga disebut medium). Saluran adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Kebanyakan saluran berbentuk lisan maupun tertulis, tetapi saluran visual, sebagai hasil dari perkembangan teknologi,  akhir-akhir ini menjadi lebih umum. Saluran informasi secara umum digunakan yaitu telepon dan berbagai bentuk tertulis seperti memo, surat, dan laporan. Efektivitas berbagai saluran berfluktuasi tergantung pada karakteristik komunikasi. Misalnya, ketika umpan balik segera diperlukan, saluran komunikasi lisan lebih efektif karena setiap ketidakpastian dapat segera dihilangkan. Dalam situasi di mana pesan harus disampaikan kepada lebih dari sekelompok kecil orang, saluran tertulis sering lebih efektif. Meskipun dalam banyak kasus, kedua saluran lisan dan tertulis harus digunakan karena salah satu dapat membantu saluran yang lain
Jika pesan terkirim  melalui saluran yang tidak sesuai, pesannya mungkin tidak mencapai penerima yang tepat. Itulah sebabnya pengirim perlu memilih channel yang sesuai , karena akan sangat membantu dalam efektivitas pemahaman penerima. Keputusan pengirim untuk memanfaatkan baik  saluran lisan atau tertulis  untuk mengkomunikasikan pesan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti  apakah pesan mendesak? Apakah umpan balik segera yang diperlukan? Apakah dokumentasi atau catatan permanen yang diperlukan? Apakah isi rumit, kontroversial, atau privat? Apakah pesan disampaikan pada orang di dalam atau di luar organisasi? keterampilan komunikasi lisan dan tertulis apakah yang penerima miliki? Menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut membantu pengirim memilih saluran yang efektif.
Setelah saluran atau jalur yang tepat dipilih, pesan memasuki tahap decoding dari proses komunikasi. Decoding dilakukan oleh penerima. Setelah pesan diterima dan diperiksa, stimulus tersebut dikirim ke otak untuk ditafsirkan, dan dilakukan pemaknaan dari informasi tersebut.Tahap ini yang disebut decoding. Penerima mulai menafsirkan simbol-simbol yang dikirim oleh pengirim, dan menerjemahkan pesan ke diri mereka sendiri. Komunikasi yang sukses terjadi ketika penerima benar menafsirkan pesan pengirim.
Penerima adalah perorangan atau individu yang menerima pesan yang ditujukan. Sejauh mana orang ini memahami pesan akan tergantung pada sejumlah faktor, yang meliputi: berapa banyak individu yang tahu tentang topik informasi tersebut,  tanggapan terhadap penerimaan pesan, dan hubungan dan kepercayaan yang ada antara pengirim dan penerima . Semua interpretasi oleh penerima juga dipengaruhi faktor pengalaman, sikap, pengetahuan, keterampilan, persepsi, dan budaya. Hal ini mirip dengan hubungan pengirim dengan pengkodean (encoding).
Umpan balik adalah bagian terakhir dalam rantai proses komunikasi. Setelah menerima pesan, penerima merespon dalam beberapa cara untuk diketahui oleh  pengirim. Respon dapat berupa komentar yang diucapkan, mendesah panjang, pesan tertulis, senyum, atau beberapa tindakan lainnya. "Bahkan kurangnya respon, sejatinya, masih termasuk dalam bentuk respon" (Bovee & Thill, 1992). Tanpa umpan balik, pengirim tidak dapat memastikan bahwa penerima telah menafsirkan pesan dengan benar.
Umpan balik adalah komponen kunci dalam proses komunikasi karena memungkinkan pengirim untuk mengevaluasi efektivitas pesan. Umpan balik pada akhirnya memberikan kesempatan bagi pengirim untuk mengambil tindakan korektif untuk memperjelas pesan yang disalahpahami. "Umpan balik memainkan peran penting dengan menunjukkan hambatan yang signifikan komunikasi: perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan berbeda reaksi emosional" (Bovee & Thill, 1992).


Jenis Komunikasi

Orang berkomunikasi satu sama lain dalam beberapa cara yang tergantung pada pesan dan konteksnya yang akan dikirimkan. Pilihan saluran komunikasi dan gaya Anda berkomunikasi juga mempengaruhi komunikasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada berbagai jenis komunikasi.

Komunikasi berdasarkan channel/Media
1.       Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis. Komunikasi ini dapat berupa ucapan langsung dari komunikator (oral) juga berupa pesan yang dikomunikasikan lewat tulisan oleh komunikator. Komunikan dapat mendengar langsung pesan yang disampaikan dan juga dapat membaca pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator dalam komunikasi verbal ini.
2.       Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

Jenis-jenis komunikasi nonverbal:
a.      Komunikasi objek
Seorang polisi menggunakan seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi objek. Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
b.      Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
c.      Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktifitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
d.      Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
e.      Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
f.       Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
g.      Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.

3.       Jenis Komunikasi Berdasarkan Tujuan dan Gaya
Berdasarkan gaya dan tujuan, ada dua kategori utama komunikasi yang memiliki karakteristik tersendiri. Jenis komunikasi berdasarkan gaya dan tujuan yaitu:
1.       Komunikasi Formal
Dalam komunikasi formal, aturan-aturan tertentu, konvensi dan prinsip-prinsip yang diikuti saat berkomunikasi pesan. Komunikasi formal terjadi dalam gaya formal dan resmi. Biasanya jajaran profesi, rapat perusahaan, konferensi menjalani komunikasi dengan tipe formal. Dalam komunikasi formal, penggunaan slang dan bahasa kotor dihindari dan pengucapan yang benar diperlukan. Garis otoritas wajib harus ditaati dan diperhatikan dalam komunikasi formal.
2.       Komunikasi Informal
Komunikasi informal dilakukan dengan menggunakan saluran yang berbeda dengan saluran komunikasi formal. Komunikasi informal termasuk kategori pembicaraan biasa. Hal ini ditetapkan untuk afiliasi sosial bagi sesama anggota dalam suatu organisasi dan diskusi tatap muka. Hal ini terjadi antara teman-teman dan keluarga. Dalam komunikasi informal penggunaan dari kata-kata populer (gaul), bahasa kotor tidak dibatasi. Biasanya. komunikasi informal dilakukan secara lisan dan menggunakan gerakan.

Komunikasi informal, tidak seperti komunikasi formal, tidak mengikuti garis otoritas. Dalam suatu organisasi, hal ini membantu untuk mengetahui keluhan staf sebagai orang mengungkapkan lebih ketika berbicara informal. Komunikasi informal membantu dalam membangun hubungan.


Implikasi Manajerial Komunikasi Terhadap Organisasi

Komunikasi yang efektif dalam organisasi melibatkan komitmen dari atas ke bawah untuk berkomunikasi secara efektif. Hal ini merupakan hal sederhana sekaligus rumit. Organisasi yang berkomunikasi secara efektif mengharapkan komunikasi yang kuat dari atasan kepada bawahan, memberikan pelatihan dan pembinaan untuk para manajer untuk membantu membangun keterampilan komunikasi mereka, memiliki alat komunikasi yang cukup untuk digunakan oleh para manajer dan karyawan, dan mengukur efektivitas upaya komunikasi mereka.
Komunikasi yang efektif mampu merebut perhatian para penerimanya, membangun minat dalam topik dan mendorong keinginan untuk membahas lebih lanjut topik tersebut. Pesan harus mampu memikat penerima dan mendorongnya untuk menindaklanjuti dengan tindakan nyata. Namun bukan berarti menjadi manipulatif, melainkan harus benar-benar dengan tujuan dalam upaya untuk memberikan kesempatan kepada penerima pesan.
Komunikasi dapat disampaikan dalam bentuk pertanyaan terbuka, pernyataan yang dirasa dapat disetujui langsung oleh penerima. Berikutnya, pengirim perlu memperhatikan manfaat apa yang diperoleh dalam melakukan komunikasi dan bagaimana caranya untuk memperoleh dan menjelaskan manfaat tersebut sehingga penerima bertanya pada diri sendiri "Bagaimana saya bisa terlibat?" Atau "Bagaimana saya bisa mendapatkan ini?.
Salah satu efek dari komunikasi yang efektif adalah meyakinkan penerima  untuk menyelesaikan tugas yang diinginkan. Apakah itu membujuk pelanggan untuk menghadiri acara khusus atau mendorong staf untuk belajar keterampilan baru, staf manajerial sangat bisa mendapatkan keuntungan dari komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif harus menjadi komunikasi yang saling menguntungkan, dimana komunikator mencapai hasil yang diinginkan, dan penerima menerima manfaat dari produk, layanan atau tindakan.



Sumber :

No comments:

Post a Comment