Sejak seseorang dilahirkan ke dunia
ini,sudah melekat padanya hak dan kewajiban sebagai seorang manusia. Hanya porsinya saja yang akan berubah seiring
bertambahnya umur seseorang. Ketika dia
masih bayi,balita dan anak-anak porsi hak akan lebih besar daripada
kewajiban. Dan semakin dewasa seseorang
serta bertambahnya perannya dalam berbagai macam lingkungan,maka akan timbul
kewajiban dan tanggung jawab yang semakin besar.
Kewajiban sesuai peran kita di
masyarakat sangat berkaitan dengan tanggung jawab yang kita emban. Seseorang dikatakan bertanggung jawab bila ia
sadar dan dapat melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya. Seorang ayah bertanggung jawab untuk mencari
nafkah bagi keluarga,mencintai istri dan anak-anaknya. Begitu juga dengan istri maupun anak-anak itu
sendiri yang juga memiliki tanggung jawab yang berbeda.
Sebagai generasi penerus bangsa, kita
sebagai pemuda Indonesia pada umumnya dan sebagai mahasiswa pada khususnya,
memiliki tanggung jawab terhadap nasib bangsa kita tercinta ini. Nasib bangsa ini di masa akan datang terletak
di pundak kita. Tidak bisa kita pungkiri
bahwa keadaan bangsa kita sedang dalam krisis.
Bila diibaratkan sebagai manusia,bangsa ini sedang “sakit” fisik dan
mentalnya. Fisiknya bisa terlihat pada
kerusakan lingkungan, gundulnya hutan-hutan karena pembalakan liar,eksplotasi
sumber-sumber alam yang makin tidak terkendali.
Sedangkan 'sakit mentalnya” dapat terlihat pada makin bobroknya
mental-mental para penyelenggara pemerintahan,lemahnya sistem hukum,kurang
disiplinnya warga negaranya dan berbagai permasalahan sosial lainnya.
Bangsa ini butuh “obat' untuk
mengatasi segala “penyakit” tersebut.
Dan inilah salah satu tanggung jawab para pemuda bangsa. Mahasiswa sebagai kaum intelektual diharapkan
bisa mencari dan menjadi solusi bagi permasalahan bangsa. Tetapi seberapa sadarkah pemuda-pemuda
sekarang terhadap nasib bangsanya sendiri? sebenarnya ada rasa miris bila
membahas hal ini. Dari berita-berita di
televisi,kita selalu dijejali dengan pemberitaan para pemuda yg terlibat
narkoba,tindak kekerasan,kerusuhan,pembunuhan.
Walaupun selalu masih ada 'angin segar” mengenai pemberitaan prestasi
yang ditorehkan para pemuda untuk meningkatkan derajat bangsa ini di mata
dunia.
Tidak akan pernah ada habisnya bila
membahas mengenai seberapa tingkat kesadaran dan rasa cinta para pemuda
terhadap bangsa ini. Talk less do
more. Jangan jadikan kalimat ini hanya
sebatas slogan. Kalimat ini bisa menjadi
senjata ampuh untuk memperbaiki nasib bangsa ini,bila setiap pemuda,per invidu,bisa
benar-benar memahami dan melaksanakannya.
Tidak perlu berpikir terlalu jauh bila kita sudah berniat untuk membuat
perubahan. Mulailah dengan hal-hal kecil
di sekitar kita. Seperti mulai
membiasakan diri untuk tidak mencontek ataupun berbuat curang ketika
ujian. Hal jujur seperti ini pasti akan
terlihat dan dianggap sebagai suatu sikap yang munafik bagi beberapa
orang. Inilah yang menandakan seberapa
parah mental para pemuda sekarang ini,pelanggaran peraturan sudah dianggap hal
yang lumrah. Itulah mengapa korupsi dan
kolusi juga semakin menggurita di bangsa ini.
Sedari kecil bibit-bibit manusianya sudah dibiarkan untuk melanggar
peraturan dan berbuat curang.
Ini jika baru dilakukan oleh satu
pemuda. Bayangkan bila hal seperti ini
dilakukan oleh sepuluh,seratus,seribu bahkan semua pemuda di Indonesia. Hal-hal kecil akan menjadi suatu perubahan
besar bagi bangsa ini. Tidak akan pernah
ada kata terlambat untuk 'mengobati” bangsa ini. Akan terasa berat bila kita memikirkan
tanggung jawab yang ada di pundak para pemuda.
Dan tidak akan pernah ada perubahan bila tidak ada yamg memulai. Jadi lebih baik memulai dari hal kecil tapi
bernilai daripada terlalu banyak komentar tetapi tidak ada hasil nyatanya.